Chapter VI : Risk Communication.

Sabda Shangkara — Komunikasi Resiko adalah proses transfer informasi berupa pengetahuan tentang resiko-resiko yang terjadi akibat bencana. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari proses Manajemen Bencana, tulisan ini bertujuan untuk mencoba merekam materi dalam pertemuan ke enam mata kuliah Manajemen Bencana yang secara khusus membahas Komunikasi Resiko.
Guna meminimalisir tindak copy paste, penulis menggunakan fitur 'block return' dengan tujuan agar tulisan terjaga orisinalitasnya.

KONSEP KOMUNIKASI RESIKO
Covello (1989) mengemukakan pendapatnya mengenai Komunikasi Resiko atau KR. Menurut Covello, merupakan media atau penghubung berupa tindak lanjut dari tahap penilaian resiko dari suatu bencana. Definisi lain dikemukakan oleh Cannadian Food Inspection Agency (2017) yang mengatakan bahwa Komunikasi Resiko merupakan proses interaktif sebsgai tiga pilar manajemen resiko. 
Secara prinsip, tujuan komunikasi resiko adalah untuk memberikan informasi maupun edukasi kepada masyarakat mengenai potensi bencana dan resiko bencana yang akan timbul. Selain itu, komunikasi resiko juga bertujuan sebagai media perangsang kesadaran masyarakat dalam memahami langkah-langkah preventif maupun restoratif (recovery) terhadap fenomena bencana.

TEORI KOMUNIKASI RESIKO
Teori atau pendekatan dalam komunikasi resiko terdiri dari beberapa jenis. Sebagai berikut: (i) Risk Perception konsep ini menggarisbawahi perbedaan antara pemikiran para ahli dengan pemikiran masyarakat umum. Menurut teoti ini, pemikiran masyarakat umum mengenai kebencanaan berupa penilaian terhadap ketidakpastian dan melibatkan emosi. (ii) Komunikasi Persuasi, efektivitas komunikasi persuasi ditentukan oleh sumber-sumber yang kredibel, pesan yang jelas, ketepatan media dan juga sasaran yang tepat. 

TUJUAN KOMUNIKASI RESIKO
Tujuan dari komunikasi resiko antara lain: meningkatkan kesadaran masyarakat, meningkatkan perilaku untuk menanggulangi bencana, informasi proses dan mekanisme pengambilan kebijakan, promosi keterlibatan stake holder, serta membangun mutual trust antara Individu-kelompok dengan yang lain.

Dari tujuan tersebut dapat dipahami bahwa inti dari komunikasi resiko adalah sebagai proses transfer informasi kebencanaan dan berjejaring dalam upaya menanggulangi bencana. Komunikasi resiko dilapangan, bisa dengan menyampaikan hasil-hasil penilaian kerentanan sehingga munculnya kesadaran masyarakat bahwa bencaba bukan hanya tanggunh jawab satu orang, melainkan pelbagai elemen perorangan yang dihimpun untuk keperluan mereduksi resiko bencana.

PRINSIP KOMUNIKASI RESIKO
Secara prinsip komunikasi resiko adalag sebagai berikut; mengetahui target audiens, pemilihan media, pelibatan, pemanfaatan kredibilitas sumber informasi, sharing tanggung jawab, membedakan science dan value judgement dan menjamin transparansi.

Comments