PENGALAMAN TURUN LAPANG 2019-2021



                    S E B U A H  P R O L O G




Di dalam budaya perkuliahan, tentu tidak akan asing dengan istilah 'Riset' (Research), secara etimologi dapat di ketahui bahwa riset merupakan kegiatan untuk mencari ulang masalah-masalah yang muncul atau memperluas temuan-temuan bahkan dapat di jadikan media crosscheck terhadap penelitian yang sudah pernah ada lebih dulu.

Seperti yang kita pahami bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis, manusia akan terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi ruang hidup yang sedang berlangsung. Dalam perspektif penelitian hal demikian tentu akan berpengaruh pada persoalan data, data yang di peroleh ketika penelitian tentu sewaktu-waktu akan mengalami perkembangan secara signifikan, perkembangan hidup akan terus bergerak baik vertikal maupun horizontal dari segala pergerakan ini maka dapat di simpulkan bahwa—yang abadi adalah perubahan.


CERITA DARI DESA CISANTANA 2019

Tahun 2019 adalah tahun pertama saya duduk di bangku perkuliahan, saya mengikuti proses belajar langsung di masyarakat untuk pertama kalinya ketika saya belum lama semester satu.  Ya, waktu yang masih seumur jagung untuk ukuran saya memahami kompleksitas persoalan yang ada di masyarakat kuningan tepatnya di Dusun Palutungan, Desa Cisantana Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

Di agenda tersebut, saya tergabung dalam lingkaran belajar yang di dirikan secara personal, sebagai wadah mahasiswa yang sangat memperhatikan ruang-ruang hidup yang mulai di intervensi oleh kekuatan-kekuatan yang lebih besar (Red: Regulasi) lingkar belajar tersebut di namai Lembaga Riset Mahasiswa "Istiqro" organisasi tersebut ada di dalam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Syekh Nur Jati Cirebon.

Seperti kegiatan-kegiatan turun lapang lain, pasti mempunyai round down kegiatan yang harus terlaksana, seperti; kegiatan pembekalan, pelepasan, masa turun lapang, karantina, dan kepenulisan. Saya ikuti betul-betul semua rangkaian kegiatan tersebut, kiranya saya beruntung di usia yang masih seumur jagung sudah bisa tergabung dan bisa mengikuti dengan lingkaran orang-orang yang saat itu tidak ada yang satu angkatan dengan saya, di dalamnya di ikuti oleh mahasiswa semester 3,5, dan 7.

Di masa pembekalan, saya banyak bertemu orang-orang baru. Termasuk salah satu dosen yang juga merupakan orang yang aktif dalam melihat persoalan politik-ekonomi, sosial-ekonomi, dan sebagainya, beliau akrab di sapa Bung Aufi. Yang saya ingat betul perbincangan kita di kedai Continuum beliau mengatakan, dalam tahapan belajar untuk meneliti sejatinya ada dua hal yang bisa menjadi pijakan untuk turun lapang, pertama adalah secara sistematis dan yang kedua tidak tersistematis. Bagi saya yang baru saja mengikutsertakan diri di proses belajar sosial ini tentu memilih yang ke dua, saya berusaha memahami tahap demi tahap sambil mempraktikannya secara langsung.

Singkat cerita, hari pemberangkatan-pun tiba, antusiasme semua peserta sangat mudah tergambar dari raut wajah, barang bawaan dan persiapan seperti hendak pindah kost. Saya berangkat kiranya jam 10 dari Kota Cirebon menuju Kuningan yang kira-kira memakan waktu kurang lebih satu jam perjalanan, di perjalanan saya melihat slebaran "TOLAK PT SINDE" sontak hati saya yang masih awam dalam hal demikian berfikir 'kan PT menyerap tenaga kerja, tapi mengapa di tolak?' saya terus memikirkan hal tersebut sembari roda kendaraan melaju, di sela-sela kontemplasi singkat tersebut, saya berfikir 'apa jadinya jika semua kebutuhan air di campur tangan oleh PT? Bukankah itu juga tidak baik?.'

Sesampainya di kuningan yang pertama kali saya fikir dan rasakan adalah bagaimana saya hidup beberapa hari kedepan kalau cuacanya dingin seperti ini (1200 Mdpl), bagaimana cara saya berkomunikasi kalau sinyal di HP saya tidak mendeteksi sinyal provider saya sama sekali, dan lain lain. Yang bersedia untuk kita tempati rumahnya adalah rumah Bpk. Opang Sopandi orang tua dari Mas Yopi Anwari, S.Sos.

Di kanan kiri jalan, saya melihat tanaman yang awalnya saya kira adalah bawang (bawahnya) dan diatasnya adalah daun bawang yang biasa di jual di pasaran. Saya mulai penasaran, dan ternyata kedua tanaman tersebut sangat berbeda baik dalam pembibitan, hingga proses proses lainnya. Di saat-saat itu pula, saya menentukan pertanian adalah sebagai fokus penelitian yang ingin saya perdalam.

Saya bertanya kepada Sdr. Rian Budianto, S.Sos pada saat itu yang menjadi Coach di penelitian tim saya, saya mulai mengulik semua hal yang berkaitan dengan penelitian, saya catat betul apa saja yang perlu saya gali sebagai acuan untuk proses penggalian data dasar.

Setelah beberapa kalo pencarian daya dan pendekatan kepada masyarakat dengan tepat, permasalahan-permasalahan mulai nampak dan semakin jelas. Membicarakan persoalan pertanian tentunya akan bersinggungan dengan persoalan air, bersinggungan juga dengan persoalan lahan, dan tak lupa akan membicarakan proses produksi hingga distribusinya, untuk menakar sejauh mana sumber daya yang masyarakat punya benar-benar cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

CERITA DI LINGKUNGAN KAMPUS TAHUN 2020

Tahun 2020 adalah tahun saya mengeksekusi dari data-data yang sudah di dapat ketika penelitian (Red : penyusunan laporan penelitian) selain itu di tahun tersebut juga saya lebih banyak untuk mengembangkan data-data yang saya peroleh sewaktu penelitian dengan bacaan-bacaan yang dapat saya temui di beberapa literatur.

Di tahun 2020 juga menjadi tahun pembangunan industri peternakan baru di daerah saya sendiri, dengan semampu kapasitas saya, saya berusaha untuk terus beraudiensi dengan penduduk setempat agar memastikan benar-benar terlaksana dan terpenuhinya hak-hak masyarakat. Terang saja, pembangunan itu mangkrak hingga sekarang.

CERITA DARI DESA RAWAURIP, CIREBON 2021

Agenda ini di adakan pada bulan Januari, kegiatan ini masih sangat segar di ingatan. Banyak sekali yang saya dapatkan dari desa tersebut, dan lagi-lagi saya berfokus pada Pertanian Rawaurip (Click Here). Pendekatan yang saya pakai ketika itu adalah pendekatan historis saya mencoba untuk mendapatkan perbandingan antar sistem pertanian terdahulu dengan sistem pertanian yang sekarang.

MENJADI PENDAMPING SKRIPSI DI CISANTANA, 2021.

Tak banyak yang berubah ketika saya berkunjung kembali ke Cisantana, ketika itu saya tertarik untuk lebih memperdalam pengaruh pariwisata terhadap perairan untuk pertanian.

MENGADAKAN KEGIATAN TURUN LAPANG, 2021.

Bisa langsung klik aja ya gais ke link STUDI RISET SOSIAL 2021 biar enggak terlalu panjang.

(Sebuah Draft)

Comments