Sabda Shangkara — PMI merupakan nama program studi di salah satu institusi perguruan tinggi Kota Cirebon. Prodi PMI kerap kali memunculkan pertanyaan mahasiswa, maka penulis mencoba menjawab sebenarnya apa makna dari Jurusan PMI dan perbedaannya dengan PMI. Tujuan dari tulisan ini akan coba mendeskripsikan perbedaan dan mengurai lebih lanjut mengenai Jurusan PMI dan PMI.
Pengertian secara tekstual sebenarnya sudah mampu untuk menjawab perbedaan kedua institusi tadi, Jurusan PMI atau Pengembangan Masyarakat Islam merupakan salah satu program studi IAIN Syekh Nurjati Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Sedangkan PMI (Palang Merah Indonesia) merupakan organisasi atau badan yang diresmikan zaman pemerintahan Soekarno tepatnya September, 1945 dengan ketua pertamanya yakni Drs. Mohammad Hatta.
Secara prinsip kedua institusi masih mempunyai kesamaan-kesamaan khususnya dalam hal nilai-nilai luhur yang diajarkan yaitu kemanusiaan. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam berpihak pada kelompok-kelompok yang lemah dan kurang beruntung dalam penerimaan dampak baik pembangunan.
Jurusan Pengembangan Masyarakat juga dibentuk sebagai antitesis dari pembangunan yang top down atau hanya bersifat ditentukan oleh pemerintah, paradigma Pengembangan Masyarakat pelibatan masyarakat sangat diperlukan dalam proses dan arah tujuan pembangunan sosial maupun ekonomi atau bottom up. Salah satu paradigma yang dikembangkan adalah empowerment atau pemberdayaan, konsep ini bertujuan untuk merangsang masyarakat agar menentukan arah kesejahteraannya sendiri, tidak ditentukan oleh diluar kekuasaanya—kemandirian sosial.
Di Cirebon, mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam lebih diarahkan pada praktik lapangan agar mahasiswa belajar dan terbiasa untuk mengetahui kondisi 'real' yang ada di masyarakat. Dengan proses belajar lapang, mahasiswa dihadapkan pada masalah-masalah genting yang harus diselesaikan melalui program, gerakan massa maupun gerakan swadaya. Aktifitas pembelajaran di PMI sebenarnya bukan hanya menempa kecerdasan kognitif mahasiswa melainkan juga meliputi melatih kecerdasan emosional atau kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah sosial.
Disiplin pengetahuan Pengembangan Masyarakat tidak terbatas klasifikasi sosial, disiplin ilmu pengembangan masyarakat bisa diterapkan untuk siapapun dan instansi manapun. Urgensi mengkaji keilmuan Pengembangan Masyarakat di Republik Indonesia berkaitan dengan kebutuhan agen-agen perubahan sosial maupun sosial kontrol untuk mewujudkan kemandirian sosial.
Comments
Post a Comment
Kritik dan diskusi adalah kekhasan budaya akademis yang harus dirawat, maka tinggalkan jejak anda disini.