What is Organization ?
Stoner mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan melalui mana orang-orang dibawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
Sedangkan Stephen P. Robbin mengartikan organisasi adalah sebuah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Dari pengertian tersebut dapat di ketahui bahwa organisasi ialah perkumpulan-perkumpulan yang membentuk pola-pola, kesamaan persepsi dalam memandang suatu hal yang kemudian dari kesamaan-kesamaan tersebut menjadikan berbagai aksi (output) dari hasil perkawinan berbagai macam pemikiran-pemikiran dari setiap anggota.
Dengan demikian organisasi pula bisa dijadikan suatu wadah dalam menampung berbagai asumsi-asumsi, opini, maupun teori baik untuk kepentingan organisasi (intern) maupun untuk stake holder lain sebagai tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut.
what are the goals of the organization?
Bukan hanya di dalam persoalan public speaking atau menyuarakan pendapat, organisasi pula dapat dijadikan sebagai sarana penggodokan berfikir, sebagai sarana proses pendewasaan diri, bahkan mencapai Wisdom.
Wisdom (Bijak) inilah yang menjadi bidikan atau cita-cita organisasi, bijak adalah suatu kondisi dimana masalah-masalah dapat di konsolidasi personal, dengan demikian berbagai-bagai aksi nyata sebagai penyelesaian dari permasalahan yang tengah dihadapi.
Seperti yang diketahui, fungsi-fungsi organisasi sangat berbeda-beda tergantung dari stake holder atau tujuan dari di adakannya organisasi tersebut—akan tetapi dapat dikatakan hal-hal mendasar dari tujuannya adalah mencapai bijaknya pemikiran, selanjutnya ialah mengasah kemampuan (Menggali potensi) dan mempertajam daya nalar (kritisme).
Dewasa ini, banyak sekali persoalan-persoalan yang muncul (mungkin sebagai paradoksa) atau sebagai fungsi laten dari adanya organisasi. Pelbagai problematika yang ada adalah menjadikan organisasi sebagai ajang membentengi diri dan hanya sebatas 'menumpang nama' dan justru orang seperti ini yang merepotkan—harusnya, organisasi sebagai alat untuk mewadahi dan mengembangkan potensi-potensi diri malah hal asas tersebut terdisrupsi oleh niatan niatan oportunis, bahkan lebih cenderung hipokrit.
-bersambung-
Comments
Post a Comment
Kritik dan diskusi adalah kekhasan budaya akademis yang harus dirawat, maka tinggalkan jejak anda disini.