HL 02 | Perubahan & Mahasiswa : Sebuah perspektif dari golongan kiri

S E B U A H  P R O L O G

الشعور بالتقارب والتعايش هو أساس التضامن الذي هدفه النهائي هو السيادة.

- Abu Zaid 'Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami -



BAGIAN II
MAHASISWA DAN GERAKAN MASSA


Hidup Mahasiswa!—ungkapan yang begitu familiar dalam alam bawah sadar mahasiswa, lebih lagi dalam benak mahasiswa baru yang jiwanya bergejolak, darah juangnya mendidih mendengar kakak seniornya berorasi membakar semangat di ruang publik. Agaknya Tan Malaka benar, kemawahan mahasiswa adalah ideologi—seyogyanya kemewahan tersebut harus terus menerus dirawat dan jangan sampai mati digembosi zaman.


Puji tuhan YME, dimasa awal perkuliahan mahasiswa sudah disuguhkan aksi pergolakan karena naiknya isue BBM (Bahan Bakar Minyak) yang naik harga dan dirasakan dampaknya oleh seluruh masyarakat. Artinya, semakin lugas posisi mahasiswa sebagai social control dalam kontestasi politik di negeri bumiputera ini. Nafas pergerakan semoga terus menerus berhembus membela kaum-kaum yang lemah.

Tentu tidak bisa dipungkiri bahwa tugas mahasiswa bukan hanya demonstrasi. Sebagai mahasiswa, aktivitas pikiran (ilmiah) sangat di butuhkan untuk menunjang dan meningkatkan sensitivitas mahasiswa terhadap sassus (desas-desus) yang berkembang di masyarakat. Aktivitas pikiran bisa dilakukan dengan banyak hal, bisa dengan bersikap skeptis terhadap materi-materi yang disuguhkan dosen, mengkonsumsi pengetahuan bersumber dari buku-buku kiri, kanan maupun tengah. Mahasiswa juga bukan dibentuk untuk menjadi orang yang 'kolot' dan kaku dari segi pemikiran dan perilaku melainkan mahasiswa dibentuk untuk kaya akan pengetahuan, data-data real yang cukup untuk membunyikan realitas kepada orang-orang yang tepat.

Menyikapi Keberagaman ?

Didunia kampus pasti banyak sekali macam-macam ideologi. Beberapa aktivis menganalogikan kampus sebagai pasar ideologi, terlihat jelas ketika masa Orientasi tengah berlangsung. Spanduk yang bertuliskan "Selamat datang mahasiswa yang kritis dan berani!" atau "Kita berjumpa dijalan perlawanan!" maupun spanduk yang senada dibentangkan bertujuan untuk menggaet massa dari mahasiswa-mahasiswa baru untuk regenerasi gerakan dan ideologi di lingkungan kampus.


Semua warna 'ideologi' di rooftop kampus tersebut konon menunjukan keserasian antar ideologi gerakan, dalam beberapa isue yang besar mereka akan berpadu sama-sama melakukan pernyataan sikap yang sama. Hal yang lebih penting secara prinsip adalah mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk aktif menyuarakan masalah-masalah sosial dan menyatakan keberpihakannya kepada masyarakat, pasalnya dalam beberapa kasus organisasi-organisasi kampus justru mengkapling keberpihakannya terhadap kemaslahatan orang banyak hanya karena berbagai benturan 'identitas'.

Penyampaian aspirasi seringkali tidak didasari dengan data yang cukup sebagai bahan pendukung mahasiswa. Dalam konteks ini, penelaahan terhadap suatu isu menjadi penting untuk mahasiswa lebih lagi untuk mahasiswa yang fokusnya adalah agenda pemberdayaan masyarakat.

Telaah dahulu Kemudian Berpihak.

Beban identitas mahasiswa terletak pada kemampuan-kemampuan kognitifnya dalam membaca pola-pola yang ada di masyarakat. Salah satu tri dharma perguruan tinggi membunyikan bahwa penelitian merupakan agenda yang wajib dilakukan oleh seluruh mahasiswa untuk ikut terlibat dalam pengembangan pengetahuan bumiputera.
Penelitian merupakan agenda yang harus mendarah daging dalam benak dan fikiran mahasiswa. Penelitian seharusnya tidak hanya didiskreditkan pada urusan-urusan yang mendesak (contoh: Skripsi) penelitian juga tentunya bisa dijadikan sebagai media belajar mahasiswa dalam menunjang aktivitas ilmiah baik dikampus maupun langsung ke masyarakat.

Bagi mahasiswa yang berfokus pada studi tentang agenda pemberdayaan, penelitian akan menjadi tools yang sangat krusial dalam melakukan praktik atau implementasi dari pengetahuan-pengetahuan yang telah diserap didalam kelas. Apapun bentuknya; Telaah literatur, studi observasi, maupun metode tematik dapat digunakan sebagai metode pembangunan masyarakat. 

Comments